Semilir Terhangat Kintamani, Merayakan Kelulusan Membawa Nikmat, Bagian 1

Semilir Terhangat Kintamani, Merayakan Kelulusan Membawa Nikmat, Bagian 1


Siang itu suasana di salah satu SMU negeri di Denpasar sangat hiruk-pikuk oleh ramainya pengumuman bagi siswa kelas 3 yang akan mengakhiri hari terakhir mereka di sekolah tercinta. Salah seorang gadis yang berbaju abu-abu dengan rambut panjang ikut berjubel diantara kerumunan murid-murid lainnya.

Sebut saja namanya Udiyani siswi kelas 3 jurusan pariwisata, dengan tinggi yang 169 cm memudahkan bagi dirinya untuk melihat papan pengumuman, tanpa harus berada di kerumunan terdepan.

Udiyani adalah pacarnya ketika ia masih bekerja di sebuah travel agent di Bali. Sebelum cowok itu pindah ke Lombok untuk menjadi pemain musik di cafe. Dengan senyum kemenangan Udiyani mendatanginya yang sedang berdiri tak jauh dari tempat parkir sepeda motor.

"Mas Adiet.. Aku lulus..," teriaknya sembari memeluk pacarnya. Ia sambut dengan mengulurkan tangan dan mendekapnya erat.

"Syukur deh.. Sayang kamu bisa lulus" ujar Adit ikut gembira.

Sesuai rencana sebelum acara pengumuman, Udiyani mengajaknya ke Kintamani apabila dia lulus. Sebagai ungkapan kegembiraan atas berhasilnya Udiyani menyelesaikan masa SMU dengan baik.

Tanpa menunggu waktu lagi Radit dan Udiyani berangkat ke Kintamani, yang kebetulan siang itu udaranya cukup segar dan memang sebagai lokasi wisata yang menawarkan pemandangan alam pegunungannya, Kintamani selalu sejuk, apalagi menjelang senja dinginnya sampai menusuk tulang.


Akhirnya dengan mengendarai motor, Radit menjalankannya tanpa perlu terburu-buru. karena Udiyani nggak mau melewatkan saat-saat terindah berdua terlewatkan begitu saja.

Baca Juga:


Tangan Udiyani memeluk pinggang Radit erat, sesekali cewek itu mencumbu belakang telinga cowoknya mesra. Tanpa terasa pisangyang berlapiskan celana jeans biru kesukaan itu bergerak pelan, menandakan gejolak kelakian mulai tergoda dengan adanya cumbuan-cumbuan Udiyani yang lembut.

Perjalanan ke Kintamani melewati jalan yang berkelok-kelok, dikanan jalan ada pemandangan danau bedugul yang sangat indah dengan airnya yang jernih, tapi sayang sore itu udaranya agak berkabut, sehingga mengganggu jarak pandang mereka.

Radit dan Udiyani memutuskan untuk berhenti sesaat, sambil menikmati udara sore itu di Sebuah cafe kecil di tepian jalan yang pemandangannya langsung menghadap ke Danau Bedugul.

Baca Juga :


Sambil memesan minuman hangat, Radit mengeluarkan sebatang rokok kesukaannya dan menyalakannya sesaat, sebelum akhirnya menghisap dalam-dalam.

Sepasang sejoli itu duduk memilih duduk di tempat yang agak ke pojok, karena kebetulan juga tempatnya cukup menguntungkan buat menikmati pemandangan ke Danau. Setelah menunggu beberapa saat minuman pesanan merekapun datang. Tanpa menunggu beberapa saat, sebelum pelayan pergi Udiyani sudah terlebih dulu meminumnya hal ini di karenakan udara pegunungan yang berkabut sudah mulai terasa menusuk tulang belulang.

Radit dengan lembut aku memeluk Udiyani yang nampaknya mulai kedinginan.

"Kamu kedinginan sayang?"

"Iyah nih Mas...." katanya pelan.

Sambil memeluk Udiyani, cowok itu membisikan kata-kata mesra.

"Adit hangatkan yah sayang..!" katanya lembut di belakang telinga.

Udiyani hanya tersenyum manis, tanpa berkomentar sambil mengedipkan matanya tanda setuju. Udara sepertinya sangat mendukung sekali sehingga mereka semakin rapat berpelukan. Ketika ada keheningan sesaat diantara obrolan mereka, tak pernah Radit melewatkan untuk mengecupb1b1r Udiyani yang ranum tanpa terpoles lisptick.

"Ohh.. Mas.." des4hnya lketika kecupan lembutk itumengantarkannya melambung...
Baca Juga

Share This

No comments:

Post a Comment

VIDEO JANDA COMMUNITY