Membencimu Adalah Wujud Cintaku !

Membencimu Adalah Wujud Cintaku !

Membencimu Adalah Wujud Cintaku…!

Foto Instagram Hijaber Indo

Berkuat sungguh kulipat seluruh luka ini. Melalui malam demi malam panjang yang kini hampa terasa. Tersebab bayangmu kerap menggodaku, meski kini pupus sudah.

Apakah kau memahami arti luka yang kau hunjamkan di palung hatiku ini? Terasa perihnya sungguh menyesakkan dan sangat menyakitkan!

"Harus dengan apa kubalas luka yang kau goreskan ini ....
"Jika saja layak meminta pasukan langit, pastilah sudah kubariskan menuju sasaran hatimu...
"Namun, di detik terakhir keputusanku ... aku tak sanggup ...!
"Boleh jadi kebencianku menjadi panglima atas sakitku ....
"Akan tetapi, jika harus berhadapan denganmu langsung, hatiku tetap luluh ....
"Untukmu, seseorang yang pernah singgah di lubuk hatiku terdalam ... terimalah, bait bait raungan elegiku ....
"Kata demi kata ....
"Selamat merangkainya menjadi catatan luka sepanjang hayatmu ...!

Pernahkah kita saling berharap sedangkan saling mengenal saja bisa dikatakan baru saat kemarin senja? Ibarat asam nan jauh di gunung, takkan bisa menjumpai garam di lautan bila bukan ulah mulut yang ingin mengecap hidangan lezat.

Mengenalmu dalam satu masa yang tiada pernah kubayangkan jauh sebelumnya. Tersebab sepintas saja menyimak polahmu, kutahu jika dirimu tak ada bedanya dengan sejenismu yang telah kuhapal sangat … gombal nomer wahid!

Tapak bumi masih bermandikan tangisan langit. Kian menderas tatkala gelegar guntur memecut gemawan yang menghitam. Adakah dirimu di sana masih saja menggulung rindu kita yang kian memudar tersebab rasa tak lagi purna mencipta sabar ...?

Coba pahami, begitu ujaranmu selalu padaku. Haruskah kulantangkan kembali seluruh genderang kepiluan yang sebetulnya telah tersimpan dalam peti berjuluk pasrah ...?

Ketika mencintaimu adalah melepaskan seluruh gemuruh keluh dalam satu lubang yang kubiarkan membelesak tiada terkira atau bahkan melayang jauh hingga membumbung tak terukur lengkungmu ... percayalah, Sayangku ... hanya dalam kebisuan yang abadi maka jiwa dan hati kita akan penuh pengharapan nan mendamba tiada bersekat.

Rembulan belum lagi pulang ke peraduannya. Lolongan anjing tetangga pun terdengar begitu meremangkan bebulu sekujur tubuh. Terjaga dalam suasana yang tidak kusuka, bukan mauku. Namun, kelebat bayangmu seolah jauh lebih mengusik. Entah harus bagaimana lagi kutepis seluruh jejak rindu akanmu.

Permainan apalagi yang harus kusajikan pada sekian pasang mata yang diam-diam rajin menyimak tindak-tanduk kita ...? 


Dirimu selalu saja penuh dengan semilyar kejutan yang kerap membuatku hanya bisa mengukir senyum, meski tak kalah sering jua mencebik penuh gemas. Bila saja mampu, menggigiti bagian tertentu dari tubuhmu ... adalah bentuk puasku...paham?

Desir rindu dalam jiwa begitu menusuk kalbu. Angin resah membawa gulana menerpa setiap titik gelisah dalam raga yang mengharapkan sebuah pertemuan. Entah itu dalam alam nyata atau sekadar bunga dalam buaian. Kelamnya malam adalah saksi bisu atas segala rintihan kesakitan yang berulang kali coba kubelenggu sekuat mungkin.

Setiap rindu adalah terpaan badai elegi yang hanya mereda bila telah datang hujan pemuas haus dahaga. Begitu pun sukma ini, setia membelai seluruh keinginan demi bertahan pada sebuah keyakinan. Walau entah kapan kan terjawab segala pinta.

Bilakah pelangi terbit sehabis hujan sedangkan itu adalah malam gulita? Adalah sebuah keniscayaan yang semakin menipis mengalahkan kabut pagi tatkala kuterjaga pada sebuah masa. Terdongak menatap langit dipenuhi gemintang. Mencoba mencari di antara sekian kejora di sana adakah hadirmu ?

Pada tetes embun pagi, kusetia menyapu setiap titik air yang tersisa di ujung dedaunan. Berharap akan hadirnya salam teramat merindu darimu akanku, Hingga kutersadar oleh dinginnya basah yang menyapu wajahku. Menderas hingga tiada dapat kubendung.

Langit biru adalah senyum terindah yang setia menyapaku. Menggantikan sapamu padaku … berpuluh purnama yang telah lalu. Kuterpaku menatap ujung kaki langit, menyaksikan mega berarak memayungi lautan selewatnya saja.

Kasih … benarkah kita seperti itu …?
Awalnya saling mencari dan bertanya tapi akhirnya memilih berlalu ….

Jangan … sekali pun, jangan pernah kau ragukan seluruh gejolak hatiku padamu. Namun, cobalah tanyakan pada satu bilik dalam ruangmu bernama nurani ….

Tersebab aku tetap merajut rasa yang entah ini, meski sendiri, bahkan tiada berbalas … tiada hirauku!
Kau tau, hatiku telah memilih, seyakinnya, sedemikian percayanya ….
Walau tanah kita berpijak teramat berjarak dan berangin besar … tetaplah langit kita masih satu …

Langit biru di kala pagi, pun gulita di kelam malam.

Pada batas kenisbian, di situlah kita berikrar. Menyadari seluruh onak dan duri tapi tetap saja merangsek maju. Terkadang, memang janji adalah sebuah kebohongan termanis.

Namun, yakinlah ... sehancur apa pun kau luntakan diri ini, janji adalah tetap janji. Ia takkan tercuat tersebab nyawaku telah tergadai. Pergilah, sejauh hasratmu menuntun. Aku tetap menanti dalam diam dan selalu sedia membalut segalamu ....

Lantas apalagi ragumu....????

Aku tetap di sini, pada sudut bilik ruang bernama...rindu tiada terberi…dan membencimu adalah wujud cintaku terdalam …!

Tag: Cerpen Cerbung Cerpen Romantis Cerpen Sedih Prosa Prosa Romantis Prosa Baper Prosa Humor
Baca Juga

Share This

No comments:

Post a Comment

VIDEO JANDA COMMUNITY